Rabu, 22 Juli 2009

JAKARTA INTERNATIONAL VIDEO FESTIVAL 2009

ruangrupa presents :

OK. Video COMEDY
4th Jakarta International Video Festival
28 Juli – 9 Agustus 2009

Dengan Video dari/With Video from:
USA, Afghanistan, Albania, Argentina, Australia, Austria, The Netherlands, Denmark, Italy, Japan, Germany, Malaysia, France, Sweden, Indonesia, Singapore, UK, Croatia, Latvia, China, Hungary, South Korea, India, Canada, Sri Lanka, Palestine, Kazakhstan, Ukraine, Greece, Slovak Republic

Dan 3 presentasi khusus dari/And 3 Special Presentations from:
Goethe Institut Jakarta, Centre Cultural Francais Jakarta, CologneOFF

Pembukaan/Opening: Selasa, 28 Juli 2009 | 19.00
Galeri Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur 14
Jakarta Pusat

Festival: 29 Juli – 9 Agustus 2009
Jam Buka / Open Hour: 10.00 – 20.00
Kurator: Aminudin TH Siregar

Lecture/Master Class
Jumat, 31 Juli 2009 | 14.00 – 16.00
Institut Kesenian Jakarta – Galeri FSR
“Media Art Practice”
Pemateri/Lecturer: Reza Afisina (Indonesia), Barbara Smeenk (The Netherlands) & Reinhaart Vanhoe (The Netherlands)
Discussion will be held in English

Senin, 3 Agustus 2009 | 10.00 – 14.00
Institut Kesenian Jakarta – Ruang Syuman
“History of Media Art”
Pemateri/Lecturer: Agung Hujatnikajennong (Indonesia) & & Reinhaart Vanhoe (The Netherlands)
Discussion will be held in English


Diskusi
Galeri Nasional Indonesia
Sabtu, 1 Agustus 2009 | 15.00 – 17.00
“Budaya Komedi di Indonesia”
Pembicara: Arswendo Atmowiloto & Antariksa
Moderator: JJ Rizal

Sabtu, 1 Agustus 2009 | 17.00 – 19.00
“Strategi Komedi dalam Seni Video”
Pembicara: Aminudin TH Siregar & Hikmat Budiman
Moderator: Ade Darmawan

Selasa, 4 Agustus 2009 | 15.00 – 17.00
“Komedi dalam Televisi”
Pembicara: Veven Sp. Wardhana
Moderator: Ardi Yunanto

Selasa, 4 Agustus 2009 | 17.00 – 19.00
“Humor dan Iklan Politik”
Pembicara: Nirwan Ahmad Arsuka
Moderator: Mirwan Andan

Pemutaran dan diskusi/Screening & Discussion
Sabtu, 1 Agustus 2009 | 14.00 – 17.00
“Screening & Discussion with LG”
Senayan City, Lt. 4
Pembicara: Anggun Priambodo & Muhamad Akbar

Kamis, 6 Agustus 2009 | 19.00 – 21.00
Newseum Cafe, Jl. Veteran 1 No. 33, Monas, Jakarta Pusat
Pembicara: ruangrupa

Video Workshop
“Mari Syuting! Bersama Kak Ari Dina”
Galeri Nasional Indonesia
Sabtu, 1 Agustus 2009 & Sabtu, 8 Agustus 2009
10.00 – 16.00

Seluruh program tidak dipungut bayaran dan terbuka untuk umum
Free adminissions for all programs and open for public.

ruangrupa
Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6
Jakarta 12820
T/F: +62 21 830 4220
info@okvideofestival.org

Informasi Kontak

Email:
Situs Web:
Kantor:
ruangrupa
Lokasi:


Selanjutnya..

Selasa, 14 Juli 2009

LOMBA DESAIN PRODUKSI ACARA TELEVISI & LOMBA PENULISAN SKENARIO FTV 2009 TVRI

PENDAHULUAN
Sesuai dengan surat keputusan Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia, LPP TVRI Nomor : 102/KPTS/DIREKSI/TVRI/2009 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana HUT ke 64 Proklamasi Kemerdekaan RI dan HUT Ke 47 TVRI tahun 2009, diselenggarakan Lomba :
Desain produksi acara televisidan
Penulisan skenario Film TV

Kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Televisi Republik Indonesia ke 47 dimaksudkan untuk meningkatkan semangat kerja dan kebersamaan, sekaligus meningkatkan kualitas program siaran sesuai dengan arah dan tujuan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002.

Dalam penyelenggaraan tahun ini diberikan kesempatan kepada karyawan TVRI dan publik, untuk berpartisipasi mengikutsertakan karyanya dalam Lomba desain produksi acara televisi dan Penulisan skenario film TV dengan kategori :
A.Lomba desain produksi :
(1) Desain produksi Dokumenter berdurasi 30 menit
(2) Desain produksi Variety Show berdurasi 90 menit
(3) Desain produksi Talks Show berdurasi 60 menit.
B. Lomba penulisan skenario film TV
(4) Skenario siap untuk diproduksi menjadi Film TV berdurasi
30 -60 menit.

MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk meningkatkan kualitas program acara yang sesuai dengan Visi dan Misi TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik.
Meningkatkan apresiasi publik terhadap hasil karya sastra dengan mengangkat hasil karya/cerpen sastrawan kondang Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia ke dalam bentuk Film TV.
Untuk mendapatkan pilihan desain produksi acara yang dapat diproduksi dan menjadi alternatif program dalam Pola Acara TVRI 2010.
Untuk mendorong kreativitas dan semangat kerja karyawan TVRI dalam menciptakan/membuat desain produksi acara televisi dan menulis skenario film TV.
Memberikan kesempatan bagi pemerhati TVRI agar berpartisipasi menyumbangkan ide, kreasi dan hasil karyanya untuk mengubah tampilan layar TVRI sekaligus pencitraan tayangan acara TVRI.
Untuk mengukur perhatian dan penilaian publik terhadap siaran TVRI melalui keikutsertaan dalam lomba.

KRITERIA/PERSYARATAN LOMBA
Lomba desain produksi acara televisi
1.Panduan program
(Judul, waktu siar, sasaran penonton, tujuan,
kriteria program, dan jenis produksi )
2. ID program/Tune ( Dalam bentuk storyboard )
3. Desain produksi
( Element/content program, durasi per-segmen )
4. Untuk DOKUMENTER dilengkapi sinopsis, treatment.
4. Kriteria presenter dan pengisi acara
5. Stage design decoration, stage lighting
( floor plan )
6. Biaya produksi ( Estimasi )

KRITERIA/PERSYARATAN LOMBA
Lomba penulisan skenario film TV
CERITA SKENARIO diangkat dari satu atau lebih dari satu CERPEN dari buku kumpulan cerpen berbahasa Indonesia karya sastrawan Indonesia. Tuliskan judul cerpen atau cerpen-cerpen yang dijadikan sumber skenario, nama cerpenisnya, judul buku kumpulannya, tahun terbit dan penerbitnya.
NASKAH SKENARIO ditulis lengkap sesuai format standar, l.k. 25 s/d 28 halaman, sehingga naskah tersebut siap untuk diproduksi menjadi Film TV.
Tuliskan TAFSIR/ANALISA singkat berkaitan dengan elemen ceritera: tokoh2 cerita, jalannya cerita, serta lokasi, dan kejadian terpenting dalam cerita.
Tuliskan penjelasan singkat mengapa cerita sekenario tersebut penting difilmkan untuk publik .


KRITERIA UMUM
1.Tidak menimbulkan konflik SARA
2.Tidak mengandung unsur kekerasan, pornografi dan pornoaksi.
3.Mendidik dan bermanfaat bagi publik

KRITERIA PENILAIAN
1. Tema /Judul
2. Ide orisinal (DOKUMENTER : sinopsis, treatment )
3. Sasaran penyampaian
4. Kemanfaatan bagi publik
5. Tata Artistik
6. Kelayakan presenter, pengisi acara.

PERSYARATAN PESERTA LOMBA
Setiap materi lomba yang dikirim harus lengkap, sesuai kriteria/persyaratan lomba.
Materi lomba dapat dikirimkan melalui jasa pengiriman atau diantar sendiri ke alamat :
Kreativitas & Pemandu Bakat
Direktorat Program & Berita , Kantor Pusat LPP TVRI
Jl.Gerbang Pemuda, Senayan –Jakarta
( Informasi selengkapnya dapat menghubungi Tlp.021.5732408/08161919719 Yuyun Purnomo)
Materi lomba tidak pernah dibuat/diproduksi oleh pihak manapun.

Seluruh materi yang diikutkan dalam lomba, baik yang terpilih menjadi pemenang ataupun yang tidak terpilih, menjadi hak milik TVRI untuk diproduksi dan ditayangkan oleh TVRI dan atau hasil produksinya diikutkan dalam pertukaran acara TV dengan pihak luar negeri serta dapat diikut sertakan dalam Festival Internasional.
Materi lomba paling lambat diterima panitia Tanggal 25 Juli 2009

HADIAH PEMENANG
A. Lomba Desain produksi Dokumenter, Variety Show dan Talks Show
Masing-masing ;
-Juara Pertama ( Uang Tunai Rp.7.500.000;+ Piala + Piagam )
-Juara Kedua ( Uang Tunai Rp.5000.000;+Piala+Piagam )
-Juara Ketiga ( Uang Tunai Rp.2.500.000;+Piala+Piagam )
B. Lomba penulisan skenario film TV
-Lima skenario terbaik dari lima orang penulis skenario akan dinyatakan sebagai Pemenang.
-Masing-masing pemenang mendapat hadiah @ Rp.5.000.000; + Piala+Piagam.
-Hak memproduksi lima skenario pemenang lomba, menjadi Film TV adalah sepenuhnya milik TVRI.

TIM PENILAI
Juri Internal :
1. Harmens Tahir
2. Purnama Suwardi
3. Agus Wijoyono
4. Cosmalinda
Juri Independen :
1. Ikranagara
2. Gerzon Ayawaila
3. Retno Intani
4. Anis Ilahi

info lebih lanjut, klik di sini

Selanjutnya..

Minggu, 28 Juni 2009

KIDSFEST 2009

Film adalah medium audiovisual yang memiliki berbagai kekuatan. Film termasuk sebagai media komunikasi massa yang memiliki kekuatan dalam menyampaikan pesan, menginspirasi dan bahkan dapat berpengaruh kepada penontonnya. Karena berbagai kekuatannya itulah film menjadi medium yang menarik dan efektif untuk pendidikan.

Namun demikian, pada faktanya dunia perfilman Indonesia masa kini sedikit sekali memproduksi film cerita untuk anak-anak. Belum tentu setahun sekali ada film cerita anak-anak, padahal film baru untuk dewasa bisa hadir minimal 1 film tiap minggunya. Film untuk anak-anak yang berasal dari luar Indonesia pun jauh lebih sedikit, padahal sebenarnya banyak film internasional yang menghasilkan film anak yang berkualitas dan edukatif. Sayangnya, tidak ada wadah yang memfasilitasi pemutaran film-film tersebut, sehingga kebanyakan anak Indonesia sekarang ini dipaksa puas pada pilihan menonton sinetron tidak bermutu di televisi dan sibuk main video games.

Anak-anak adalah bagian yang besar dari penonton Indonesia yang juga memiliki hak yang sama untuk menikmati pengalaman menonton yang sama di bioskop. Sayangnya, anak-anak Indonesia memiliki akses yang sangat kecil terhadap film anak-anak. Tidak hanya karena sedikitnya film anak-anak Indonesia yang dibuat, tetapi juga karena importir film tidak membawa sinema anak dunia ke layar-layar bioskop lokal.

Hal ini menimbulkan dilema bagi orangtua yang suka menonton dan merasakan kebutuhan agar anak-anak mereka mendapatkan pengalaman alternatif selain dominasi animasi Hollywood di bioskop-bioskop. Sebagai akibatnya, anak-anak kehilangan haknya untuk menikmati dan mempelajari dunia selain genre Hollywood dan terpaksa menonton film-film yang seharusnya bagi penonton berusia di atas mereka.

Menonton cerita anak-anak dari berbagai belahan dunia di layar lebar dengan kualitas suara yang prima dan tempat duduk yang baik adalah cara belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Pergi menonton film seharusnya adalah sebuah kegiatan keluarga, orangtua bersama anak, yang kemudian membawa lebih jauh pada diskusi dan pemikiran kritis antara orangtua dan anak.


Mempertimbangkan kekuatan film, International Indonesian Children Film Festival diselenggarakan untuk menggunakan film sebagai sarana pendidikan luar sekolah yang efektif dan efisien. Dengan menghadirkan film-film baik dari Indonesia maupun dunia internasional, IICiFF juga dimaksudkan untuk membuka wawasan anak Indonesia akan keragaman budaya yang ada di Indonesia maupun juga di dunia.

Festival ini akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya film bagi anak-anak. Menonton film adalah cara mendidik dan menghibur pikiran dan jiwa yang memegang peran penting dalam bertumbuh-kembang. Mengenali film yang bermutu, menghargai dan mencintai film sebagai bagian gaya hidup di usia yang dini menjadi tujuan Festival ini. Sementara itu, dapat mengidentifikasi diri mereka dengan karakter dan berempati terhadap gambar hidup akan menolong kemampuan anak untuk menumbuhkan dahaga mereka terhadap ilmu pengetahuan dan imajinasi. Festival ini akan membuka cakrawala, memasukkan ide, dan menantang pikiran anak untuk mengeksplorasi lebih dari sekadar realita.

IICiFF akan diselenggarakan pada 17 – 26 Juli 2009, dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap 23 Juli dan akan diselenggarakan di Blitz Megaplex Grand Indonesia.
Indonesian International Children Film Festival ke-1 akan memutar 20 film anak-anak dari berbagai negara.
Festival dibuka untuk umum dan mereka yang menonton tidak dikenai biaya (gratis).

Info lebih lanjut, silakan klik di sini.

Selanjutnya..

Sabtu, 13 Juni 2009

LOMBA MENULIS SURAT BUAT PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN RI

PPWI Award & Lomba Menulis Surat Buat Presiden - Wakil Presiden RI (2009-2014)

Aspirasi kreatif dan jenius baik berupa ide, gagasan, saran, maupun wacana bahkan “curhat” dari warga biasa kepada para pemimpin bangsa ini, sangat dibutuhkan untuk membantu mempercepat akselarasi pembangunan nasional. Sebab, tanpa adanya masukan dan saran dari rakyat (publik) secara langsung kepada pemimpin nasional, para pemimpin bakal kehilangan salah satu kontrol sosial—bahkan sarana introspeksi diri yang ampuh.

Dilatarbelakangi maksud dan tujuan di atas, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) menginisiatifi adanya “Lomba (Nasional) Menulis Surat Buat Presiden dan Wakil Presiden RI (2009-2014).” Lomba berskala nasional diperuntukkan bagi masyarakat umum, wartawan, pewarta warga maupun pelajar/mahasiswa.

Lomba ini memperebutkan total hadiah puluhan juta rupiah, yang tersedia bagi 3 (tiga) orang dari masing-masing kategori. Khusus Juara I memperoleh hadiah spesial berupa PPWI Award, dan bagi semua pemenang I, II, dan III, diberikan thropi, piagam penghargaan, uang pembinaan, serta hadiah-hadiah menarik dari sponsor. Selain itu, seluruh naskah yang masuk akan dibukukan dan diserahkan kepada Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih (2009 - 2014).

Adapun syarat-syarat mengikuti acara ini yakni:

* Peserta tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti kegiatan lomba.

* Setiap peserta lomba harus memilih tema-tema lomba yang telah ditentukan panitia yakni:

1) Gagasan dan Harapanku pada Presiden dan Wakil Presiden RI (2009-2014).
2) Merindukan Hadirnya Presiden&Wakil Presiden RI (2009-2014) yang Merakyat.
3) Surat Cinta Sejatiku Buat Presiden dan Wakil Presiden RI (2009-2014).

* Lomba ini terkategorisasikan jadi tiga kelompok: masyarakat umum (kategori A), wartawan dan atau pewarta warga (kategori B), pelajar/mahasiswa (kategori C).

* Setiap peserta lomba boleh mengirimkan naskah lomba maksimal 3 buah; dengan catatan karya yang dikirimkan adalah milik sendiri dan dengan mengambil tema yang berbeda antara satu karya dengan karya lainnya dan bukan hasil tulisan kerjasama dua orang atau secara kelompok.

* Naskah lomba maksimal 3 halaman kuarto (A4), spasi ganda dengan jenis huruf Time New Roman, ukuran 12, margin kanan-kiri-atas- bawah standard.

* Naskah dapat dikirim melalui (pilih salah satu):

1) Situs Pewarta Indonesia di www.pewarta- indonesia. com, dengan memasukkan tulisan suratnya ke dalam rubrik “Inspirasi” dan pilih subkolom “Curhat”, dengan terlebih dahulu mendaftar sebagai penulis DI SINI;

2) Langsung melalui e-mail ke: redaksi@pewarta- indonesia. com This e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it ; atau

3) Print-out (hard-copy), ketikan komputer, mesin ketik, atau tulisan tangan, dikirim melalui pos atau jasa pengiriman lainnya ke alamat Sekretariat Panitia Lomba seperti tercantum di bawah pengumuman ini.


* Aspek penilaian terdiri atas:

1) Orisinalitas ide atau gagasan;
2) Gaya bahasa dan estetika;
3) Tata letak dan penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang benar;

* Setiap karya yang dikirimkan (via email, situs, pos) agar dicantumkan data singkat penulis berisi nama lengkap (beserta gelar kalau ada), tempat/tgl lahir, pekerjaan, nomor telepon/HP dan email serta tempat dan tanggal pembuatan surat tersebut, di bagian akhir surat.

* Lomba dimulai pada tanggal 16 Juni 2009 dan berakhir pada tanggal 20 Oktober 2009 pukul 12.00 WIB (cap pos untuk kiriman via pos).

* Pengumuman pemenang akan dilakukan melalui situs: www.pewarta- indonesia. com pada tanggal 1 November 2009 dan pemberitahuan melalui email atau pertelepon kepada para pemenang.

* Keputusan dewan juri tak bisa diganggu-gugat (dewan juri terdiri atas jurnalis, akademikus, novelis).

Sungguh rugi lho kalau tak mengikuti lomba ini, inilah kesempatan emas Anda untuk bisa "bercurhat" dan menyampaikan aspirasi serta gagasan kepada orang nomor satu dan dua (Presiden dan Wakil Presiden RI) di negeri ini. Ayo buruan ikut; ajak famili, rekan, handai tolan dan siapa saja untuk bisa mengikuti perlombaan yang sangat istimewa dan luar biasa ini !!! (**)


Sekretariat Panitia:

Alamat 1:
Gedung Dewan Pers (Jakarta Media Center) Lantai 5
Jl. Kebon Sirih Raya Nomor 32 – 34 Menteng
Jakarta Pusat – Indonesia, 10110;

Alamat 2:
Redaksi Explore Indonesia
Jl. Danau Diatas No. 94 Bendungan Hilir
Jakarta Pusat, Indonesia, 10210

e-mail: redaksi@pewarta- indonesia. com This e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
Telepon: 021-3341766, 5705101, 5708725
Fax: 021-5745224;
PO. BOX 53 JKPJJ.
Handphone: 081371549165 (Shony), 081584021244 (Andy);
Website: http://www.pewarta-indonesia.com

Selanjutnya..

Senin, 08 Juni 2009

WORKSHOP LA LIGHTS INDIE MOVIE 2009

a. Persyaratan dan peraturan:

• Pendaftar adalah berkewarganegaraan Indonesia dan berusia minimal 18 – 30 tahun.

• Jika pernah mendapatkan penghargaan di festival Film tingkat nasional atau international, harap dicatumkan dalam formulir.

• Mendaftar diri sebagai perorangan dan tidak mengatasnamakan kelompok.

• Mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap dan benar sesuai dengan peraturan yang ada dan mengembalikan formulir ke alamat yg sudah ditentukan.

• Tidak sedang mempunyai perjanjian atau kontrak dengan perusahaan film manapun.*

• Setiap pendaftar hanya berhak mengisi dan mengembalikan satu formulir pendaftaran.

• Pihak penyelenggara berhak mengunakan hasil karya peserta untuk kepentingan program LA Lights di semua media.*

• Konten cerita film tidak mengandung unsur SARA, Pornografi dan mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.*

• Unsur-unsur yang ada dalam film adalah original dan tidak merupakan jiplakan dari karya orang lain tanpa ijin tertulis dari yang bersangkutan. Apabila ada tuntutan hukum dari pihak yang lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta.*

• Batas akhir pengembalian formulir adalah 1 minggu sebelum workshop dimulai di setiap kota.

• Peserta yang telah dinyatakan lolos dari tahap Meet The Producers wajib menandatangani kontrak untuk mengikuti keseluruhan kegiatan sesuai dengan kurikulum. Mengenai waktu dan tempat akan disesuaikan di masing-masing kota.

*KET: terutama bagi teman-teman yang ingin mengikuti kompetisi sinopsis film cerita pendek -on the spot- pada saat workshop (untuk di produksi dalam program Film Gue Cara Gue), dan lolos masuk ke Day 2 (Meet the producers) - presentasi ide-

b. Prosedur Pendaftaran :

• Pendaftar mengambil pendaftaran di sekretariat yang telah ditentukan dan atau mendownload pendaftaran di website ini, enjoyindiemovie

• Formulir pendaftaran boleh difotokopi

• Pendaftar mengisi formulir pendaftaran dengan benar, mengisi pilihan program yang di inginkan dan mengembalikan secara langsung ke sekretariat atau kirim via pos ke alamat yang telah ditentukan atau dikirim melalui email di alamat email sesuai dengan sekretariat di tiap kota.


• Pendaftar membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 10.000,- dpt di transfer juga
CARA nya..:
* jgn lupa kirim formulir by email ato pos.. formulir bisa di download di WEB ini..-coba buka blog nya ya-
* Transfer biaya Pendaftaran Rp 10.000 ke BCA cabang Mayestik a/n KARJONO. 2281410611
* Bukti Transfer WAJIB di scan & di email ke la.indiemovie@gmail.com
* JGN LUPA untuk konfirmasi ke panitia by sms ato telpon ato email jika sudah melakukan transfer.

• Pendaftar WAJIB menyertakan fotokopi KTP / SIM/ KTM/Kartu Pelajar, foto berwarna (bebas, terbaru) ukuran 2R.

• Dari seluruh pendaftar, peserta akan diseleksi sejumlah kapasitas tempat pelaksanaan workshop berdasarkan formulir pendaftaran.

• Peserta yang terpilih wajib melakukan daftar ulang di sekretariat masing masing kota pada waktu yang telah di tentukan.

• Workshop diselenggarakan pada hari pertama. Pada tahap ini akan diselenggarakan mekanisme penyaringan kembali yang menentukan peserta yang berhak maju pada tahap Meet The Producers pada hari ke dua.

.

SEKRETARIAT JAKARTA

SET FILM WORKSHOP
Jl. Sinabung No.4B, Pakubuwono Keb.baru
jakarta Selatan 12120
Email : la.indiemovie@gmail.com
Telp. 021 72799227 / 72799226
fax : 021 7229638
Cp: Fira / Anunk / Kenya

----------------------------------------------
JADWAL WORKSHOP

JAKARTA:
WORKSHOP & MEET THE PRODUCERS
4 & 5 Juli 2009
@ PPHUI Kuningan, Jakarta


Panitia: SET FILM WORKSHOP
CP : Anunk/Kenya 0815 10594899 / 021 99323279


YOGYAKARTA:
WORKSHOP & MEET THE PRODUCERS
11 & 12 Juli 2009
@ Auditorium RRI Gejayan

Panitia:
CP: Ratna 0274 6572017
email : indiemovie_jogja@yahoo.com

SURABAYA
WORKSHOP & MEET THE PRODUCERS
18 & 19 Juli 2009
@ Gedung Telkom Ketintang


Panitia: Otak otak Event & Communication
CP: 031 7314305 (office) / Edy, 031 77194638

BANDUNG
WORKSHOP & MEET THE PRODUCERS
25 & 26 Juli 2009
@ Dago Tea House

Panitia: Sembilan Matahari
CP: Manda, 022 91690093

Biaya pendaftaran Rp 10.000
Diserahkan pada saat pengembalian Formulir*

* cara pembayaran tergantung kebijakan masing2 panitia / EO Lokal

Selanjutnya..

Rabu, 03 Juni 2009

LOMBA MENULIS CERPEN REMAJA (LMCR-2009) LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD

Total Hadiah Senilai Rp 80 Juta

•Peserta:
Terdiri dari 3 (tiga) kategori : Pelajar SLTP, SLTA dan Mahasiswa/Guru/Umum

Syarat-Syarat Lomba:
1.Lomba terbuka untuk Pelajar SLTP (Kategori A), Pelajar SLTA (Kategori B) dan Mahasiswa/Guru/Umum (Kategori C) dari seluruh Indonesia atau yang sedang studi/dinas di luar negeri
2.Lomba dibuka tanggal 10 Mei 2009 dan ditutup tanggal 3 Oktober 2009
3.Tema cerita: Dunia remaja dan segala aspeknya (cinta, kebahagiaan, kepedihan, harapan, kegagalan, cita-cita, penderitaan, maupun kekecewaan)
4.Judul bebas, tetapi mengacu pada Butir 3
5.Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 (satu) judul
6.Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang benar, indah (literer) dan komunikatif serta bukan jiplakan dan belum pernah dipublikasi

7.Ketentuan naskah:
a.Ditulis di atas kertas ukuran kuarto (A-4), ditik berjarak 1,5 spasi, font 12 (huruf Times New Roman), margin kiri kanan rata (justified) maksimal 5Cm
b.Panjang naskah antara 6 – 10 halaman, disertai: sinopsis, biodata dan foto pengarang, foto copy indentitas (pilih salah satu: KTP/Paspor/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa) yang masih berlaku
c.Naskah yang dilombakan dicetak/diprint-out masing-masing judul 3 (tiga) rangkap disertai file dalam bentuk CD
d.Naskah yang dilombakan per judul dilampiri 1 (satu) kemasan LIP ICE jenis apa saja atau 1 (satu) segel pengaman SELSUN.
e.Naskah yang dilombakan beserta lampirannya (perhatikan ketentuian Butir 7b, 7c dan 7d) dimasukkan ke dalam amplop tertutup/dilem, cantumkan Kategori Peserta pada kanan atas permukaan amplop dan dikirimkan ke Panitia LMCR-2009 LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD – Jalan Gunung Pancar No.25 Bukit Golf Hijau Sentul City, Bogor 16810 – Jawa Barat

8.Hasil lomba diumumkan 31 Oktober 2009 melalui website www.rayakultura.net dan www.rohto.co.id
9.Keputusan Dewan Juri bersifat final dan mengikat
10.Naskah yang dilombakan menjadi milik PT ROHTO, hak cipta milik pengarang


Hasil Lomba
Masing-masing kategori: Pemenang I, II, III, 5 (Lima)
Pemenang Harapan Utama, 10 (Sepuluh) Pemenang
Harapan, dan Pemenang Karya Favorit jumlahnya ditentukan kemudian (jika ada/layak)

Hadiah Untuk Pemenang
Kategori A (Pelajar SLTP)
•Pemenang I: Uang Tunai Rp 4.000.000,- + LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD; Pemenang II: Uang Tunai Rp 3.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN; Pemenang III: Uang Tunai Rp 2.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Untuk 5 (lima) Pemenang Harapan Utama masing-masing mendapat Uang Tunai Rp 1.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Bagi 10 (sepuluh) Pemenang Harapan masing-masing mendapat Piagam LIP ICE-SELSUN dan Bingkisan
•Hadiah untuk sekolah Pemenang I, II dan III masing-masing memperoleh satu unit televisi

Kategori B (Pelajar SLTA)
•Pemenang I: Uang Tunai Rp 5.000.000,- + LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD; Pemenang II: Uang Tunai Rp 4.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN; Pemenang III: Uang Tunai Rp 3.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Bagi 5 (lima) Pemenang Harapan Utama masing-masing mendapat Uang Tunai Rp 1.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN dan 10 (sepuluh) Pemenang Harapan masing-masing mendapat hadiah Piagam LIP ICE-SELSUN dan Bingkisan
•Hadiah untuk sekolah Pemenang I, II dan III masing-masing memperoleh satu unit televisi

Kategori C (Mahasiswa/Guru/Umum)
•Pemenang I: Uang Tunai Rp 7.500.000,- + LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD; Pemenang II: Uang Tunai Rp 6.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN; Pemenang III:Uang Tunai Rp 4.000.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN. Bagi 5 (lima) Pemenang Harapan Utama masing-masing mendapat Uang Tunai Rp 1.500.000,- + Piagam LIP ICE-SELSUN dan 10 (sepuluh) Pemenang Harapan masing-masing mendapat Piagam LIP ICE-SELSUN dan Bingkisan.

Catatan:
•Hadiah untuk Pemenang Karya Favorit (jika ada) memperoleh Piagam LIP ICE-SELSUN
•Semua pemenang mendapat hadiah ekstra 1 (satu) Buku Kumpulan Cerpen Pemenang LMCR-2009
•Pajak hadiah para pemenang ditanggung oleh PT ROHTO LABORATORIES INDONESIA
•Informasi lebih lanjut e-mail ke: lmcr.2009@gmail.com

Ketua Panitia LMCR-2009
Dra. Naning Pranoto, MA

Selanjutnya..

LOMBA FOTOGRAFI DAN FILM PENDEK MADRASAH

Lomba Fotografi

Tema:
Dinamika Madrasah

Ketentuan Lomba:
1. Dibuka untuk umum.
2. Boleh mengirim lebih dari satu foto (setiap foto yang dikirim diberi judul
beserta keterangan singkat tentang obyek foto).
3. Mengirim hasil cetak(hard copy) minimal 3 lembar untuk tiap foto yang
dikirim, dengan ukuran 4R, disertai file soft copy (hasil scan untuk foto yang
berbasis non-digital)
4. Karya sediri dan dikirim paling lambat tanggal 30 Juni 2009 (stempel post).
5. Menyertai nama pengirim, alamat jelas, nomor HP, telp rumah/kantor dan
email.
6. Semua Foto yang dikirim menjadi milik penyelenggara.
7. Sepuluh Finalis akan diundang pada saat pengumuman dan penyerahan
hadiah pada acara Ekspo Madrasah di Kota Malang Jawa Timur, Juli 2009
yang akan datang.
8. Alamat:
Panitia Lomba Foto Madrasah
Subdit Kelembagaan dan Kerjasama
Direktorat Pendidikan Madrasah, Departemen Agama RI
Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta
Telp: 021 3811642/654 Ext 520, Hunting: 021 3811523
Email: fotofilmmadrasah@yahoo.com

Kriteria Foto:
1. Menginformasikan seputar kegiatan dunia pendidikan madrasah baik intra
maupun ekstra, termasuk stakeholder madrasah secara umum.
2. Memenuhi syarat-syarat teknis forografi yang baik seperti sudut pengembilan
dll.
3. Memiliki fokus cerita, informasi, sudut pengambilan, kesan, pesan dan misi
yang mudah dipahami.
4. Faktual, jujur, memiliki momentum, sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya.


Hadiah
Juara 1 Rp. 10.000.000,00 dan plakat-sertifikat.
Juara 2 Rp. 7.500.000,00 dan plakat-sertifikat.
Juara 3 Rp. 5.000.000,00 dan plakat-sertifikat.
Juara harapan Rp. 3.000.000,00, dan plakat-sertifikat.

Pengumuman dapat juga dilihat di www.depag.go.id

Lomba Film Pendek

Tema:
Kepedulian, Kasih Sayang dan Perjuangan

Ketentuan Umum:
1. Peserta adalah siswa/siswi madrasah.
2. Mengirim hasil karya dalam format dalam 2 (dua) format: hard copy dalam
bentuk miniDV atau DVD, dan soft copy dalam bentuk file .MOV (Quicktime)
atau .AVI. DVD harus dalam format NTSC.
3. Durasi film adalah 11 menit, dapat dibuat dengan selular (handphone) atau
handycame.
4. Jenis film bersifat bebas, dapat berupa dokumenter, fiksi atau non-fiksi, liveaction
maupun animasi.
5. Peserta dapat mengirim lebih dari satu film
6. Setiap film diberi judul dan disertai synopsis (maksimal 1000 karakter)
7. Menyertai nama pengirim, alamat jelas, nomor HP dan telp rumah/kantor.
8. Karya sediri dan dikirm paling lambat tanggal 30 Juni 2009 (stempel post).
9. Semua salinan (copy) film yang dikirim menjadi milik penyelenggara.
10. Sepuluh Finalis akan diundang pada saat pengumuman dan penyerahan
hadiah pada acara Ekspo Madrasah di Kota Malang Jawa Timur, Juli 2009
yang akan datang.
11. Alamat:
Panitia Lomba Film Pendek
Subdit Kelembagaan dan Kerjasama
Direktorat Pendidikan Madrasah, Departemen Agama RI
Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta
Telp: 021 3811642/654 Ext 520, Hunting: 021 3811523
Email: fotofilmmadrasah@yahoo.com

Kriterian Film Pendek:
1. Mengankat isu seputar dunia pendidikan madrasah (seperti pendidik,
tenaga kepandidikan, siswa, orang tua atau masyarakat sekitar, dll).
2. Tema dan alur film menggugah dan inspiratif.
3. Memiliki fokus cerita, informasi, kesan, pesan dan misi yang mudah dipahami.
4. Tidak melanggar nilai-nilai agama dan budaya bangsa.

Hadiah
Juara 1 Rp. 10.000.000,00 dan plakat-sertifikat.
Juara 2 Rp. 7.500.000,00 dan plakat-sertifikat.
Juara 3 Rp. 5.000.000,00 dan plakat-sertifikat.
Juara harapan Rp. 3.000.000,00, dan plakat-sertifikat.

Pengumuman dapat juga dilihat di www.depag.go.id

Selanjutnya..

Kamis, 28 Mei 2009

IDE (GILA & TIDAK GILA) BIKIN SKENARIO (3)

Kembali lagi dengan usul atau ide-ide seputar tema penulisan skenario yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, isu-isu yang berkembang dalam berbagai bidang kehidupan, mau pun 'isu' yang dihembuskan si kotak ajaib bernama TV. Mudah-mudahan, benih-benih ide yang kami sampaikan dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin menulis skenario cerita film mau pun sinetron. Agar, isi sinetron di TV tidak lagi melulu cerita anak orang kaya yang hilang atau perebutan harta. Tentu saja, tak menutup kemungkinan ada ide yang cukup 'gila' yang dapat menambah 'keruwetan' cerita sinetron kita ^_^

REALITY SHOW
Suka nonton Termehek-mehek? Kalau suka, berarti Anda mudah dibohongi.... D Maaf, bercanda.... Kami tidak akan membahas di mana letak 'dusta' yang dijual dalam reality show populer itu, namun kalau melihat 'cerita-cerita' yang 'dijual', maka dapat dipastikan bahwa tim kreatif acara ini adalah orang-orang dengan imajinasi paling liar untuk ukuran Indonesia. Sobat kami yang paling rajin nonton TV, Pasha, pernah beberapa kali menonton acara ini dan sangat terkagum-kagum pada rancangan 'cerita' reality show berjudul aneh ini. Kalau mau tahu bagaimana 'liar'-nya imajinasi para penulis naskah acara ini, silakan nonton sendiri, deh. Ini bukan promosi, lho.... Soalnya kami pun beranggapan bahwa sebagian besar acara reality show seperti ini (tak hanya Termehek-mehek, tetapi juga puluhan acara sejenis) tak ubahnya sinetron dengan para pemain yang berakting lebih kaku daripada pemain sinetron. Maaf kalau ada yang tersinggung ^_^ Sebenarnya, ada kok, reality show yang kami sukai, yakni Kena Deh yang tayang di antv. Soalnya, selain dibuat lebih 'real', kami jadi suka jelalatan kalau sedang jalan ke luar rumah. Siapa tahu, Panji mendekat dan mulai bagi-bagi duit. Lumayan 'kan?


SITUS PERTEMANAN
Suka baca Benny & Mice di harian Kompas? Nah, dalam salah satu episode, dikisahkan Benny & Mice membeli laptop hanya agar dapat 'berteman' di facebook, padahal dalam kehidupan di luar dunia maya, mereka sudah menjadi sahabat! Kalau kita kembangkan konsep yang menyentil para pencandu fb ini, mungkin kita bisa menceritakan bahwa setelah 'berteman' di dunia maya, dua orang sahabat baik justru hubungannya merenggang. Sebab, secara tak sengaja, salah seorang di antara mereka menyebarkan aib atau keburukan sahabatnya di wall-nya. Bisa dibayangkan ribut-ribut yang terjadi di antara mereka. Mudah-mudahan, kita tidak mengalaminya, ya?

KOMIK STRIP
Masih tentang Benny & Mice. Ada beberapa fenomena menarik yang dijabarkan oleh para komikus ini. Misalnya, demam sandal Romawi dan kegemaran untuk ber-internet gratisan padahal mampu beli laptop berharga puluhan juta.... Kalau kita bukan tergolong orang yang peka atas perkembangan sosial kemasyarakatan, ikuti saja komik-komik seperti ini. Dijamin, hampir setiap minggu kita akan menemukan ide-ide mentah yang bisa diolah menjadi cerita yang menarik. Tidak sulit 'kan, menambahkan bumbu-bumbu cerita jika kita sudah punya bahan mentahnya?

YOUTUBE
Jangan hanya mengunggah video narsis Anda ke situs populer ini. Beri perhatian pada video-video unik yang diunggah oleh orang lain. Misalnya, video tentang hewan peliharaan yang lucu-lucu. Siapa tahu, kita bisa menulis skenario tentang hewan kesayangan. Atau, nonton video masak agar kita bisa mengira-ngira, pekerjaan jadi koki itu seperti apa. Siapa tahu, kita bisa menulis skenario seperti anime Born To Cook. Unik dan seru!

Fiuh, sampai di sini dulu. Kami masih akan menyambung tulisan ini. Lain kali....

Tulisan ini juga terdapat di :
Nico
Pasha

Selanjutnya..

Senin, 18 Mei 2009

IDE (GILA & TIDAK GILA) BIKIN SKENARIO (2)

Yah, yah, yah. Yeah!

Akhirnya kami bisa menulis lagi setelah sekian lama tergencet jadwal padat (tenang... kami bukan seleb artis, hanya orang-orang biasa yang kebetulan bermimpi jadi kaya raya dan kalau bisa, beken juga!) yang bikin otak mengalami kerusakan cukup parah. Namun, setelah diperbaiki sana-sini, kami pun bisa menulis lagi. Leganya...

Melanjutkan tema terdahulu, yakni ide-ide yang kami anggap cukup menarik (gila mau pun tidak gila) untuk menulis skenario film cerita, baik film bioskop mau pun sinetron. Nah, berikut adalah sumber-sumber ide yang segar dan mudah-mudahan tidak norak!

FORUM GOSIP
Forum gosip di internet selalu membahas gosip-gosip yang lebih 'panas', lebih 'segar' dan lebih 'gila' daripada infotainment. Umumnya, gosip-gosip tersebut dihembuskan oleh orang-orang dengan daya khayal kelewat tinggi-- kalau gosipnya menjatuhkan nama seseorang--memiliki rasa sirik yang tak ketulungan tingginya. Tapi, sebagai orang 'benar' atau setidaknya berusaha menjadi orang yang 'benar', kita jangan hanya terbatas menjadi tukang gosip berikutnya. Ambil ide-ide liar dan--barangkali--penuh dusta yang dilemparkan para tukang gosip itu, lalu susunlah menjadi cerita yang menarik dalam bentuk skenario yang profesional. Sangat gampang dan... gratis! Dijamin, sinetron stripping atau FTV dengan cerita jiplakan bakalan kalah seru dengan cerita yang kita tulis!


VIDEO KLIP
Suka video klip LETTO untuk lagu berjudul Permintaan Hati? Cerita dalam vidklip itu keren dan barangkali jarang terpikirkan oleh orang banyak. Ada juga video klip Peterpan, Menghapus Jejakmu yang idenya orisinal. Nah, kalau menulis cerita skenario berdasarkan vidklip, jangan diambil mentah-mentah alur ceritanya. Dimodifikasi juga, dong, biar tidak dituduh menjiplak. Misalnya, dalam video klip Letto-Permintaan Hati, kita bisa membayangkan, bagaimana kalau cerita dalam vidklip itu ditulis ulang dari sudut pandang seorang pembosan? Eh, salah, itu 'kan Pasha, ya? Maksudnya, bagaimana kalau ceritanya ditulis ulang dari sudut pandang cewek yang kelak ditinggal Noe (itu lho, yang mau membakar Noe hidup-hidup) yang ternyata sakit parah? Atau, kita melakukan modifiksi lain. Ceritanya, cewek dalam vidklip itu tidak berasal dari masa depan, 'hanya' seorang cewek yang kebingungan mencari Noe yang datang tiba-tiba dan pergi tiba-tiba juga. Pokoknya, ide yang sudah ada, kita oleh lagi, diutak-atik sana-sini, lalu jadilah sesuatu yang baru. Dan itu jelas BUKAN PENJIPLAKAN.

IKLAN TV
Banyak orang yang sebal dengan iklan saat break di TV. Tapi kami berpendapat bahwa sudah saatnya kata 'kreatif' menjadi nama tengah para penulis skenario film cerita juga, bukan hanya milik para penulis naskah iklan. Kalau mau berusaha sedikit, banyak iklan-iklan menarik yang dapat kita olah menjadi sebuah cerita. Misalnya nih, iklan pewangi tubuh pria yang menceritakan cewek-cewek yang meninggalkan nomor HP-nya agar ditelepon oleh cowok yang memakai pewangi tersebut. Atau, iklan sebuah operator seluler yang mengisahkan orang-orang 'dodol' yang salah pengertian akan sesuatu hal, misalnya tentang seorang istri cantik yang mengira pakaian yang di-diskon hanya yang berwarna 'item'.... Kita bisa mengembangkan cerita berdurasi singkat yang sangat mengena di hati pemirsa TV itu menjadi sebuah skenario berdurasi lebih panjang. Intinya teman, menemukan ide itu gampang!

TOKOH TAMBAHAN
Biasanya, sebuah film atau sinetron menghadirkan tokoh-tokoh pelengkap, entah diperlukan atau tidak penting-penting amat dalam sebuah cerita. Kalau sedang 'kering ide', kita bisa mengambil tokoh-tokoh pelengkap tersebut menjadi tokoh-tokoh utama dalam cerita skenario yang akan digarap. Misalnya, kalau dalam film A, tokoh Jupri hanya jadi sahabat dari tokoh utama, maka dalam cerita baru karya kita, Jupri ini kita jadikan tokoh utama. Tentu saja, kita mengubah nama (biar tidak ketahuan!) tokoh dan mengubah sedikit karakternya. Lalu bayangkan, apa yang akan terjadi jika si Jupri ini dihadapkan pada masalah yang dihadapi oleh tokoh sahabatnya dalam film A. Perbedaan karakter sebuah tokoh dengan tokoh lainnya pasti akan menghasilkan penyelesaian masalah yang berbeda. Sekali lagi, dengan begini, kita tidak bisa dituduh menjiplak, hanya menulis ulang sebuah cerita dari sudut pandang seorang tokoh dengan karakter berbeda. Kira-kira, apa yang terjadi kalau Cinderella mempunyai tabiat seburuk saudara-saudara tirinya? Bagaimana dia menghadapi penindasan oleh keluarga barunya? Apakah pangeran masih tertarik padanya? Atau, jangan-jangan, sang pangeran justru seorang yang tertindas hingga butuh bantuan Cinderella bengal? Hei, bisa jadi, kita menulis sebuah cerita baru yang lucu sekali, bukan?

Tulisan ini juga terdapat di :
Nico
Pasha

Selanjutnya..

Minggu, 26 April 2009

LOMBA RESENSI BUKU PRO-U MEDIA

Pro-U Media mengadakan sayembara resensi buku. Sayembara ini berlaku untuk umum (siapapun boleh ikut).
Ketentuan Lomba :
• Resensi yang kamu kirim adalah hasil karyamu sendiri…!! bukan saduran, jiplakan atau plagiat.
• Panjang resensi minimal 2 (dua) halaman A-4, 1,5 spasi, font Arial 12. (jangan ditulis tangan… khawatirnya nggak kebaca he..he..)
• Dikirim melalui pos/paket (tidak menerima pengiriman lewat Fax atau e-mail) apalagi sms… :-p ( ya..iyalah..boros pulsa gitu loh.. )
• Buku-buku yang diresensi adalah sbb : (boleh satu buku, beberapa buku atau semuanya gpp)
(a.) Kategori Fiksi
- “Tembang Ilalang” karya MD. Aminudin
- “Kabar Bunga” karya Marsiraji Thahir
(b.) Kategori Non Fiksi
- “Republik Genthonesia” karya Mbah Dipo
- “ Ada Singa Dalam Dirimu” karya Asa Mulchias



• Bagi yang pernah merensensi buku-buku di atas dan pernah dimuat di media cetak atau internet (blog, website, milis, dll) akan menjadi nilai plus bagi juri (Tentu dengan melampirkan fotokopi resensi di media cetaknya ya atau mengirimkan link-nya untuk internet..) so..buruaaan masukin tulisan ke koran, majalah, blog, website....dll...
• Sayembara ini berakhir pada tanggal 15 Agustus 2009
• Naskah resensi dikirim ke alamat :
PRO-U Media
d.a. Jln. Jogokariyan 35, Yogyakarta 55143, dengan mencantumkan “LOMBA RESENSI” di pojok kiri atas amplop. Jangan lupa sertakan biodata peserta dan fotokopi identitas diri.

• Hadiah bagi pemenang sayembara tiap kategori :
1. Juara 1 : uang tunai senilai Rp 500.000,- dan satu paket buku senilai Rp 700.000,00
2. Juara 2 : uang tunai senilai Rp 400.000,- dan satu paket buku senilai Rp 600.000,00
3. Juara 3 : uang tunai senilai Rp 300.000,- dan satu paket buku senilai Rp 500.000,00

Buku-buku ini juga bisa didapatkan di: TB. Gunung Agung, Gramedia, Toga Mas, Tisera atau di Jakarta 08128024672 / 02168991133, 0213153928, 02193042604, Depok 08129209922, Bandung 08122118475 / 08122221475, Surabaya 0813650643322, Medan 0811647932, Makasar 081355700280, 085299519800, Semarang 081328784604
Atau bisa didapatkan melalui pemesanan ke kantor Pro-U Media, Jl. Jogokariyan 35, Yogyakarta. Telp. 0274-376301

Info lebih lanjut klik di sini

Selanjutnya..

Rabu, 22 April 2009

ADA LOMBA NOVEL NIH....

Merasa mampu menulis novel yang keren dan inspiratif? Ikuti saja lomba mengarang novel di bawah ini, FESTIVAL NOVEL MENGGUGAH PRO-U MEDIA.

Klik:
FESTIVAL NOVEL MENGGUGAH PRO-U MEDIA

Semoga berhasil!

Selanjutnya..

Selasa, 21 April 2009

IDE (GILA & TIDAK GILA) BIKIN SKENARIO (1)

Teman-teman, setelah menonton, mencela dan menggeleng-gelengkan kepala melihat keseragaman tema sinetron dan film bioskop Indonesia saat ini, kalau boleh, kami (Pasha, Sandeq dan Nico) mengusulkan beberapa ide berupa tema dalam menyusun sebuah skenario. Beberapa di antaranya bahkan tidak kami sukai. Tapi, siapa tahu, ada sosok-sosok kreatif dan inovatif yang mampu mengubah apa yang kami sampaikan menjadi sebuah skenario yang menarik. Tapi, kalau ada yang berhasil, ajak-ajak kita dong... Kita 'kan pingin beken juga... ^_^

OBAMA OUR PRESIDENT
Iklan minyak goreng dan wafer yang ada Obama-nya memang menggelikan. Kami tidak habis pikir, apa sebenarnya yang ada di otak orang-orang periklanan yang katanya kreatif, inovatif, berpikir out of the box dan seterusnya itu? Lalu, apa kerja KPI, kok iklan yang melecehkan presiden negara lain dibiarkan saja? Huh!
Tapi... daripada marah-marah sendiri, bagaimana kalau bikin skenario (kalau bisa sekaligus dengan film-nya) mengenai kemungkinan Obama kita impor untuk menjadi presiden di negara kita ini? Barangkali ceritanya bisa kita bikin seperti ini : Obama kita kontrak sebagai presiden dua tahun sebagai masa percobaan dengan bayaran seperempat cadangan emas Indonesia (eh, nilainya berapa ya?). Nah, melihat nilai kontraknya, diceritakan Obama tergiur. Singkat cerita, Obama pun memerintah Indonesia. Sayangnya, baru dua hari bertugas, Obama mengundurkan diri sebagai presiden, bahkan menantang setiap orang yang ingin menghalangi kepulangannya ke AS untuk menembak kepalanya saja. Alasan pengunduran dirinya adalah... ah, masa' harus diberitahukan lagi? 'Kan sudah jelas alasannya. Superman saja bingung kalau disuruh mengurus negara ini, bagaimana dengan Obama???!!!

CALEG GAGAL
Kisah puluhan bahkan ratusan caleg dan simpatisannya yang gagal menjadi legislator adalah ide yang menurut kami cukup menarik. Ceritanya mau bagaimana, suka-suka Anda-lah. Tinggal pencet tombol remote TV, sudah dapat beragam kisah menarik, menggelikan, memilukan dan memalukan. Terserah mau dibikin seperti apa. Di-copy paste dari TV dan media massa lain juga boleh. 'Kan kisah-kisah caleg gagal jauh lebih menarik daripada sinetron?


INFOTAINMENT
Mirip dengan kisah caleg gagal, sensasi seputar dunia keartisan juga bisa menjadi ide dasar yang menarik. Tinggal pilih : Julia Perez, Dewi Perssik, Saipul Jamil atau Nicholas Saputra? Eh, yang terakhir disebut namanya sepertinya kurang sip kalau kisahnya dijadikan cerita skenario film. Soalnya, jarang banget muncul di infotainment. Kurang seru kalau sebuah film isinya hanya si ini menang di festival ini atau si itu jadi ikon produk ini itu....

PONARI SI BATU PETIR
Setelah desas-desus bahwa komik Gundala Putra Petir akan diangkat ke layar lebar, kami merasa bahwa kisah Ponari yang bombastis, fantastis dan tis-tis yang lainnya, perlu diangkat menjadi sebuah film televisi atau bioskop pula. Mungkin filmnya akan menjadi GUNDALA VS PONARI, di mana Gundala menjadi sang perusak sementara Ponari menjadi penyembuh... Yeah, mirip-mirip Inuyasha dan kakaknya yang entah siapa namanya itu....

IKLAN POLITIK
Iklan-iklan jenis ini memang sudah tidak tayang lagi. Namun kita tentu masih mengingat isinya yang huahahaha... lucu-lucu. Misalnya, iklan di mana seorang (calon) pemimpin dan wakil rakyat menjadi sosok yang sangat peduli pada rakyat dengan visualisasi yang sangat sederhana : menyerahkan bahan pangan ke tangan salah seorang rakyat atau tampak dengan santun mendengarkan keluhan-keluhan rakyat. Nah, ceritanya bisa kita kembangkan semaunya. Mau dibikin jadi caleg gagal yang mengambil kembali apa yang sudah ia berikan atau menjadi caleg sukses yang mengambil kembali apa yang sudah ia berikan (lewat korupsi, pastinya), semuanya terserah Anda! Ujung-ujungnya juga sama, kita telah salah memilih!

JANGAN LUPAKAN KOLUSI DAN NEPOTISME
Kami suka geli melihat kampanye anti korupsi yang dicanangkan sejumlah politisi. Yeah, mereka melupakan dua kawan lama korupsi : kolusi dan nepotisme. Adalah lucu jika seorang fungsionaris partai gencar mencanangkan gerakan anti korupsi, tapi malah menempatkan anggota keluarganya menjadi caleg baik untuk kursi DPR RI mau pun DPRD, tanpa mempertimbangkan pengalaman dan kapabilitasnya dengan seksama. Jadi, silakan angkat kisah-kisah ini menjadi komedi satir atau mungkin juga sarkasme. Jangan lupa, gambarkan kehancuran sebuah negara bila dipimpin dan rakyatnya diwakili oleh legislator yang tidak mampu dan hanya bermodalkan nama besar ayah atau ibunya. Blam!

Oke, kami sudahi dulu. Capek....

Tulisan ini juga ada di :
Nico
Pasha

Selanjutnya..

Jumat, 20 Februari 2009

KAY & LILA (1)

“Orang-orang buangan!”


Seruan Kit mengejutkan seluruh anggota rombongan. Mereka segera bersikap waspada, tak terkecuali Lila. Gadis itu memicingkan mata, memandang curiga pada tiga orang yang tengah berjalan kaki menuju rombongan mereka.

Ketiga orang itu terdiri dari seorang pria, seorang wanita dan seorang anak laki-laki. Tubuh mereka kotor, pakaian pun mereka compang-camping. Sang pria bahkan bertelanjang dada. Barangkali baju yang ia kenakan sebelumnya diberikan pada anak laki-laki itu, pikir Lila saat melihat pakaian si anak laki-laki yang kebesaran.


“Mau apa kalian?” bentak Kit.


Lila merasa Kit agak keterlaluan mengingat ketiga orang itu tampaknya tidak berbahaya. Tapi yah, memang, siapa yang tahu?


Sang wanita mengangkat tangan si anak laki-laki yang digandengnya sejak tadi dengan tatapan pilu. Lila merasakan kesedihan mendalam dalam tatapan itu. Tatapan seseorang yang akan kehilangan seseorang yang dicintainya. Lila pun pernah mengalaminya. Dulu sekali....


“Anak ini….Tolong bawa dia ke Citadel One....” pinta wanita tersebut, memelas dengan suaranya yang serak. Sepertinya ia menahan tangis.


“Dia anak kami. Dia lahir dua tahun setelah kami dibuang. Meski kami orang buangan, anak kami bukan. Karena itu, tolong bawa dia…. Anda semua adalah orang-orang ketiga belas yang kami mintai tolong. Kami mencintai anak kami, tapi kami juga ingin yang terbaik untuknya,” sahut sang pria. Tampaknya ia lebih tegar, namun bukan berarti tak merasakan kesedihan yang dirasakan oleh sang wanita.


Rupanya mereka satu keluarga, kata Lila dalam hati, lalu menatap anak laki-laki tersebut.


Anak laki-laki itu berusia empat atau lima tahun. Wajahnya tampan dan menggemaskan. Meski tidak terawat, tampaknya ia berkulit putih. Lila tertarik pada rambutnya yang ikal. Rambut yang mengingatkannya pada seseorang di masa lalu…. Seseorang yang sudah sangat dekat dengannya, namun direnggut paksa darinya….


Ditatap oleh orang asing tak membuat anak itu gentar. Ia bahkan membalas tatapan Lila. Lila tersenyum. Ah, anak yang berani.


“Apa? Enak saja! Kalian pikir kami ini panti asuhan, apa? Lagipula, kami tidak mau mengambil risiko mengambil anak kalian. Bisa susah, nanti. Kalian orang-orang liar, tidak beradab. Anak kalian pasti juga seperti itu!” tolak Kit dengan suara melengking.


“Tolonglah…. Kalian tidak harus merawatnya. Dipekerjakan juga boleh. Yang penting ia tidak tinggal di sini. Kami hanya ingin agar ia hidup aman,” balas sang pria, memelas.


“Aku yang akan membawanya,” sela Lila, sekonyong-konyong.


Seisi rombongan terkejut. Mereka menggumam. Tidak jelas, namun nadanya tidak enak.


“Apa?! Yang benar saja! Bagaimana dengan keluargamu nanti? Lagipula aku tidak mau anak ini masuk dalam kehidupan kita!” sergah Kit, kesal dan tak memercayai pendengarannya sendiri.


“Aku sudah dewasa dan mandiri. Soal aku mau mengambil anak ini, itu urusanku sendiri. Lagipula, kau tidak akan pernah terlibat dalam hidupku, karena memang tidak pernah ada hubungan apa-apa di antara kita,” balas Lila tak kalah kerasnya.

Kit terhenyak. Ia tak mengira bahwa Lila sanggup berkata demikian padanya. Di depan banyak orang, pula.


Tak lama kemudian, anak laki-laki itu sudah duduk di dalam kendaraan Lila dan Lan, sahabatnya. Ayahnya tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Lila, sementara ibunya tak berhenti menangis.


Lila mengerti mengapa mereka sampai bersikap demikian. Bukan hanya karena merasa terharu sebab anaknya akan hidup di tempat yang lebih baik mau pun karena merasa sedih akan berpisah dengan anak tercinta. Lebih dari itu, mereka pasti lega karena berhasil ‘menyelamatkan’ anaknya.


“Pembangunan Cube sudah selesai dan orang-orang buangan sedang ditangkapi untuk dimasukkan ke dalamnya. Orangtua mana pun pasti lebih memilih menyerahkan anaknya pada orang lain daripada membiarkannya ikut mereka ke Cube,” cetus Lan sambil menoleh ke tempat duduk anak laki-laki itu di belakang. Anak itu masih membisu. Hanya air mata yang menjadi bukti kesedihannya.


Lila tertegun mendengar kata-kata Lan. Mungkinkah dia sudah dijebloskan ke Cube?


“Belum, Lila. Dia masih berkeliaran bebas. Temanku yang bertugas di Cube sudah kuminta agar mengabariku kalau dia dimasukkan ke sana. Jangan khawatir,” lanjut Lan, membaca pikiran Lila.


Lila tidak tahu, apakah ia harus merasa lega atau tidak. Baginya tidak ada pilihan. Dia masih bebas di alam liar yang berbahaya seperti ini atau dimasukkan ke Cube untuk diperbudak dan dianiaya adalah pilihan yang sama beratnya. Dua-duanya sama saja. Membunuh dia pelan-pelan….


Namun, di dunia ini memang berlaku hukum kebetulan. Ini benar adanya. Sebab, hanya sesaat setelah Lila memikirkan dia, lagi-lagi rombongan mereka terpaksa berhenti sesaat.


Mereka terhalang oleh rombongan lain yang sedang melintas di depan mereka. Jika dalam rombongan Lila semua anggotanya menumpangi kendaraan, rombongan lain tersebut hanya terdiri atas delapan kendaraan yang mengawal sekitar seratus orang yang berjalan kaki dengan tubuh terikat dan kaki dirantai. Beberapa di antara bahkan diperlakukan lebih keras dengan terus dicambuki meski sudah kepayahan karena berjalan kaki puluhan kilometer. Keji.


“Mereka pasti orang-orang yang akan dibawa ke Cube!” seru Kit.


Kit tak perlu menyimpulkannya. Semua orang sudah tahu, termasuk Lila dan Lan. Apalagi Lila yang segera mengamati wajah para tahanan itu satu per satu meski bimbang, haruskah ia berharap menemukan wajah yang dikenalinya atau tidak?


Ternyata, ia menemukannya!


Ya, di antara para tahanan yang terus dicambuki, ia menemukan satu wajah yang sangat ia kenali. Wajah yang selama ini ia rindukan dan ia cari secara diam-diam. Meski wajah itu babak belur, Lila yakin, itu wajah dia!


“Kay!” seru Lila, memanggil nama yang ia yakini sebagai nama si pemilik wajah yang selalu ia rindukan itu.


Tanpa peduli pada teguran Lan, Lila segera melompat keluar dari kendaraannya. Ia bergegas menyongsong tahanan yang malang itu.


“Gawat!” cetus Kit panik. Bersama Lan, ia menyusul Lila yang hendak memeluk tahanan tersebut.


“Kay!”


Lila sudah memeluk tahanan itu. Yang dipeluk tampak terkejut. Sesaat kemudian ia tampak panik. Ia menggeleng-geleng dan berupaya menarik tubuhnya dari pelukan Lila.


“Hei, Non! Apa yang kau lakukan?!” bentak seorang pengawal dari atas kendaraannya. Ia hampir mencambuk Lila, namun Lan yang gesit berhasil mencegahnya dengan merebut cambuk tersebut.


Melihat hal itu, para pengawal lain menjadi marah. Sebelum mereka bertindak lebih jauh, Kit berupaya menenangkan.


“Tenang, tenang, Bapak-Bapak. Kami tidak bermaksud jahat. Tunangan saya ini hanya salah mengenali orang,” kata Kit sambil menghapus peluh yang mulai membasahi keningnya.


Lila terhentak mendengar kata ‘tunangan’ yang diucapkan Kit. Anehnya, tawanan yang dipeluknya pun tampak terkejut.


“Aku bu….” Lila hendak protes, namun buru-buru dicegah oleh Lan.


“La, dia bukan Kay, teman kita. Kay ‘kan sudah mati….” potong Lan dengan nada membujuk. Membuat tahanan yang dipeluk Lila memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Tampaknya ia sulit menerima kata-kata Lan, namun tak kuasa menolak.


“Tapi….”


“Sudahlah. Yuk, kita pergi dari sini. Perjalanan kita masih jauh.”


Lila berkeras saat Lan hendak melepaskan pelukannya. Ia masih percaya bahwa yang dipeluknya adalah Kay.


“Tidak. Apa kalian tidak lihat? Dia Kay kita!


Mencium gelagat buruk, Kit buru-buru menghampiri komandan pasukan pengawal. Mereka kemudian terlibat dalam pembicaraan serius. Sesekali sang komandan melihat ke Lila. Tak lama kemudian, pembicaraan selesai. Sang komandan berpaling pada tahanan yang diduga sebagai Kay tersebut.


“Kau kenal gadis ini?” tanyanya dengan nada membentak.


Jawabannya adalah gelengan perlahan. Namun maknanya dalam.


Lila menatapnya tak percaya. Ia terhenyak oleh penolakan itu.


“Nah, benar ‘kan…. Dia bukan Kay. Kita pergi dari sini, yuk!” ajak Lan, menarik tubuh Lila.


Lila yang sedang terguncang tak melawan lagi. Seperti orang linglung ia memandang kepergian rombongan tahanan tersebut. Air matanya baru mengalir saat rombongannya sendiri mulai bergerak melanjutkan perjalanan. Ia masih percaya bahwa Kay masih hidup.


Namun Lila tidak tahu bahwa sesaat sebelum melanjutkan perjalanan, Kit berbisik pada Lan.


“Mudah-mudahan orang itu memang bukan Kay.”


“Kenapa? Tapi dia memang mirip sekali dengan Kay.”


“Gawat kalau dia benar-benar Kay. Sebab, menurut komandan, tahanan itu adalah Attila. Tahanan lain yang dicambuki bersamanya adalah anak buahnya. Mereka tertangkap kemarin dan akan diadili di Cube. Kemungkinan akan dihukum mati. Karena ini ‘tangkapan’ besar, tampaknya akan dilaksanakan di depan umum, yaitu di….”


“Citadel One….” sela Lan dengan nada lirih.


Keduanya lalu termenung. Kasihan Lila.


Namun itu belum apa-apa. Lila pun tidak tahu bahwa tahanan yang ia sangka adalah Kay, mati-matian menahan diri agar tidak menengok ke arah Lila. Ia memang lebih suka jika Lila mengira dirinya telah mati agar tak lagi membuat gadis itu larut dalam kesedihan dan kerinduan. Cukup ia saja yang mengalaminya….


Selanjutnya..

Selasa, 03 Februari 2009

KEMBALIKAN ELANG!

Akhirnya, abangku datang untuk mengantarkan seorang anak laki-laki yang dalam mimpi sekalipun, tak pernah kuharapkan. Elang, anak yang juga adalah adik dari anak-anakku itu, sebelumnya tinggal bersama abangku. Sebab, sebelumnya kami tidak bisa menerimanya. Tepatnya, aku yang tidak mau....

Namun, kali ini, kami terpaksa menerima Elang di dalam rumah kami. Sebab, kami tak tega. Bukan pada Elang, melainkan pada abangku yang sudah kerepotan mengurus tiga orang anak dan seorang istri yang sakit keras.

Dahulu, Elang diasuh oleh pembantu abangku dengan cinta bagai seorang ibu. Namun setelah pembantu itu meninggal dunia, abangku tak dapat menemukan orang yang tepat untuk menggantikannya hingga mau tak mau, aku harus melibatkan diri. Sebab, aku... memang harus terlibat.

Sebenarnya kakakku yang lain—perempuan—menawarkan diri mengasuh Elang. Namun kutolak karena—lagi-lagi—aku tak tega. Sebab, kakakku dan suaminya sudah kalang-kabut mengasuh dua anak laki-laki mereka yang keluar-masuk rumah sakit jiwa. Jadi mengapa harus kutambah penderitaan mereka dengan membiarkan Elang tinggal bersama mereka? Aku tidak setega itu....

Sudah saatnya aku mengalah. Cukup sudah pengorbanan abangku. Meskipun berat, aku harus menerima Elang, anak yang—kalau bisa—ingin kulenyapkan saja dari hadapanku....

***

Sebulan di rumah ini, aku tetap merasa canggung dan tentu saja tak betah. Meski ada Kak Dara yang baik dan ramah, aku masih was-was nyaris setiap saat.

Aku cemas setiap kali bertemu dengan Kak Rajawali, abang yang pernah memojokkan dan mengancamku di sudut kamar. Aku juga masih tak berani memandang wajah suami Mama yang senantiasa berubah bak topeng yang keras dan kaku setiap kali melihatku.

Barangkali aku memang takut pada dua orang laki-laki di rumah ini. Tetapi perasaan itu belum apa-apa bila dibandingkan dengan perasaanku setiap kali bertemu dengan wanita yang kupanggil ‘Mama’ itu.

Setiap bertemu dengan Mama di ruangan mana saja di rumah ini, aku berubah menjadi robot peot yang kikuk menunggu perintah penciptanya. Kalau Mama melintas di depanku, aku mematung seperti diikat dengan kabel-kabel yang mencuat dari tubuhku sendiri. Di meja makan, aku akan diam dengan tangan di bawah meja sebelum Mama—dengan perintah seorang kreator—menyuruhku mengambil makanan.

“Kau kurus sekali,” kata Papa sambil memegang tanganku. Petang itu kami memang bertemu di sebuah rumah makan.

Aku diam saja. Apa yang harus kukatakan? Papa sudah tahu semuanya.

Papa memesan makanan, apa pun yang kuinginkan. Aku sampai terbelalak, tak yakin dapat menghabiskan apa yang terhidang di meja.

Papa sendiri hanya minum kopi secangkir. Ia tersenyum, sesekali mengacak-acak rambutku. Barangkali geli—atau mungkin iba?—melihatku makan dengan rakus.

“Bagaimana? Sudah kau pikirkan tawaran Papa?” tanya Papa setelah aku menandaskan isi piringku.

Aku menggeleng. Papa mengerutkan kening.

“Mama tidak akan setuju. Om dan Tante juga pasti mendukung Mama,” jelasku, pura-pura menunduk untuk menyedot habis jus alpukat. Aku tak tega memandang wajah kecewa Papa.

Kudengar tarikan berat nafas Papa. Papa pasti tak habis pikir, mengapa aku masih bertahan menerima perlakukan Mama.

“Saya tahu, Mama tidak sama dengan Bu Mawar. Tapi, apa salahnya kalau saya berharap suatu saat nanti Mama akan sama dengan Bu Mawar?”

Papa tersenyum tipis lalu mengangkat daguku.

“Papa memang telah membuat kalian menderita, tetapi Papa ingin memperbaiki akibat dari perbuatan Papa. Terhadap Mama-mu, Papa mungkin tak punya kesempatan lagi. Tapi terhadap kau, Papa bisa melakukan semua yang terbaik, yang kau ingini dan perlukan. Sementara, bertahan bersama Mama-mu tidak akan membawa kebaikan bagimu dan bagi Mama-mu. Sampai kapan pun, Mama-mu tak akan menyayangimu sebagai anaknya. Camkan itu,” urai Papa, lembut namun ‘keras’.

“Saya akan berusaha, Pa.”

“Usaha apa? Berdekatan dengan Mama-mu saja kau tak berani.”

Aku tersenyum kecut. Papa benar. Aku memang takut pada Mama.

Selesai makan, aku pamit. Papa tak kuberi kesempatan memengaruhiku lebih jauh.

“Biar Papa antar,” cetus Papa menarik tanganku.

Aku menepis halus tangan Papa. Jangan sampai Mama melihatku pulang diantar oleh Papa. Bisa terjadi ‘perang besar’.

Papa menarik nafas lagi. Aku kembali mengecewakan beliau.

***

“Jadi kemarin kau menemui orang itu?” aku mengulangi pertanyaanku.

Sekali lagi, Elang mengangguk lemah. Dara yang duduk di sisinya, merangkulnya dengan erat. Memberi dukungan. Anak perempuanku itu tampaknya bersiap menjadi penengah jika aku ‘meledak’ di depan Elang.

“Untuk apa?”

“Papa mengajak saya ikut dengannya, Ma.”

“Ke mana? Apa yang akan kalian lakukan?”

“Saya tidak tahu, Papa belum bicara banyak.”

“Aneh sekali, mengajak pergi anak lima belas tahun tapi tak mau berterus terang. Jangan-jangan dia mau melakukan hal yang buruk padamu seperti yang dulu dia lakukan terhadapku. Lalu, apa jawabanmu?” cetusku sinis namun juga ingin tahu.

“Saya tolak, Ma. Saya ingin ikut Mama. Saya sayang Mama.”

Jawaban Elang itu tentunya untuk menarik hatiku. Namun caranya menjawab yang mirip orang berbisik itu sudah cukup untuk membuatku menautkan alis.

“Kau pikir aku akan menerimamu selamanya di sini? Tidak. Kami sedang mencari cara agar kau keluar dari rumah ini. Tapi aku juga tak mau menyerahkanmu pada orang itu. Dia tak boleh mendapatkan apa yang dia mau, yaitu kau! Mungkin kami akan mengirimmu ke panti asuhan atau apa-lah. Yang penting aku dan orang itu tak bisa lagi melihatmu.”

“Mama!” sergah Dara.

Aku tahu, Dara terkejut mendengar perkataanku. Mungkin dulu ia mengira hatiku melunak saat menerima Elang di rumah ini. Kini dia tahu, dia telah salah menilai.

“Untuk kau ketahui,” lanjutku pada Elang karena aku belum puas bicara, “aku melihat wajah orang itu di wajahmu. Aku muak, benci pada laki-laki itu. Jadi, kalau kau memang benar-benar menyayangiku, tinggalkan aku. Tapi jangan sakiti aku lagi dengan menyebut orang itu sebagai Papa, apalagi mengikutinya.”

Raut Elang nyaris tak berubah saat aku menumpahkan kebencianku. Barangkali dia memang sudah menduga dan menyiapkan diri untuk menghadapinya. Harus kuakui, dia memang anak yang tegar. Salut pada Mawar yang telah mendidiknya hingga menjadi manusia setangguh itu. Benar-benar berbeda denganku...

Hening sesaat. Aku menunggu reaksi Elang, sementara Dara mengeratkan rangkulannya pada Elang.

“Ma, Kak, saya ke kamar dulu,” pamit Elang sekonyong-konyong, seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Aku hanya mendengus. Dara memandangku tajam, tapi tak kuhiraukan. Aku sudah menumpahkan semuanya. Aku sudah puas.

***

Kak Dara memang kakak yang baik. Aku tahu, dia ingin menghiburku. Namun sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, pintu kamar telah kututup. Aku butuh ketenangan dalam memikirkan apa yang baru saja kualami.

Di saat seperti ini, aku merasa kesal pada Mama. Bukan karena kata-katanya padaku, melainkan karena Mama tak mengizinkan aku membawa satu barang pun dari rumah Om saat aku masuk ke rumah ini. Pakaian dan barang-barang lain yang kupakai saat ini adalah ‘warisan’ dari Kak Rajawali. Aku tak punya ranjang, hanya tidur beralaskan tikar dan selimut pemberian Kak Dara di kamar yang sebenarnya bekas gudang ini. Aku tak punya apa-apa, termasuk foto almarhumah Bu Mawar, pembantu pamanku yang dulu mengasuhku. Mama menyuruhku memberikan foto itu—dan barang-barangku yang lain—pada Om saat aku memasuki rumah ini.

Padahal aku butuh foto itu. Atau benda apa saja yang mengingatkan aku pada Bu Mawar, perempuan yang sempat kusangka sebagai ibuku. Aku... aku rindu pada Bu Mawar.

Kurebahkan diri di lantai tanpa beralaskan tikar. Dingin, tapi aku tak peduli. Hanya ini cara agar aku bisa mengenang Bu Mawar karena dulu, dulu sekali, kami sering berbaring di lantai sambil berbicara tentang banyak hal. Aku suka memeluknya hingga terlelap. Sampai saat ini, aku masih merasa bahwa beliau-lah ibuku yang sebenarnya.

Kemudian, aku mulai menangis tanpa suara. Pupus sudah. Papa benar, Mama tak akan pernah sama dengan Bu Mawar. Mereka sangat berbeda.

***

Mau marah pun percuma. Sudah terjadi. Yang dapat kami lakukan hanya menghubungi polisi untuk melaporkan penculikan ini.

“Elang tidak diculik, Ma. Dia sendiri yang pergi menemui ayahnya,” ralat Dara di depan polisi muda itu.

“Ya, tapi dia tak akan pergi kalau kau tidak melepaskan kunci kamarnya,” sambar Rajawali, membela ibunya.

“Sebentar, sebentar. Maksudnya, anak itu Anda kurung?” sela polisi muda itu dengan nada curiga.

“Terpaksa, Pak,” jawab suamiku, “kalau tidak begitu, Elang akan lari dari rumah untuk bertemu ayahnya. Anak perempuan saya yang melepaskannya.”

“Tapi mengapa ia sampai harus dikurung di kamarnya?” desak polisi muda itu. Mungkin dia ‘mencium’ aroma penganiayaan dalam kasus ini.

Kami berempat tak langsung menjawab. Saling memandang satu sama lain, saling melemparkan tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan itu.

Akhirnya Rajawali yang memikul beban. Sebelum menjawab, ia memberiku kesempatan menyendiri di sebuah sudut agar aku tak perlu mendengar penjelasannya pada polisi muda itu.

Namun sejauh manapun, aku tetap bisa mendengar penjelasan Rajawali yang membuat hatiku nyeri...

“Ayah Elang adalah adik dari ibu saya. Lebih dari lima belas tahun lalu, dia memerkosa ibu saya. Saya melihatnya sendiri, waktu itu saya masih TK.... Elang sempat masuk panti asuhan. Tapi setelah ayahnya bebas dari penjara, Om saya yang lain mengasuhnya karena ayah Elang ingin mengambil Elang. Keluarga kami tidak ingin Elang jatuh ke tangan ayahnya....”

Rajawali terus menjelaskan, sementara polisi muda itu mendengarkan sambil sesekali menengok ke arahku. Dari tatapannya, aku tahu bahwa ia iba. Aku sering menerima tatapan seperti itu, meski dengan perasaan muak.

Aku tersentak saat Dara beringsut, duduk di sisiku.

“Elang lebih bahagia bersama ayahnya, Ma. Ikhlaskan saja, bukankah Mama tak perlu lagi melihatnya?” bisiknya menyindirku.

Aku menatapnya tajam. Mengikhlaskan Elang bersama orang itu sama saja dengan membahagiakan orang itu. Itu tak boleh terjadi!

Aku bangkit dan menghampiri polisi muda itu. Lalu mulai terisak.

“Tolong, Pak. Selamatkan Elang. Saya takut, ayahnya akan melakukan hal yang buruk. Saya tak mau Elang bernasib sama dengan saya...” ucapku dengan air mata menganak sungai. Air mata yang mengalir berkat aktingku yang hebat.

Dengan sudut mataku, kulihat Dara hanya menarik nafas. Berat sekali.

***

Diselesaikan dengan perbaikan seperlunya pada 1 Februari 2009


Selanjutnya..

Jumat, 30 Januari 2009

PINTU TERLARANG : Akting Menawan Fachri

"...iiihhh...matiii..."


Tawa saya lepas saat Gambir (Fachri Albar) mengucapkan sepenggal dari kalimat panjang yang ia tujukan pada istrinya, Talyda (Marsha Timothy). Padahal, saat itu adegan yang ditampilkan adalah adegan paling mengerikan sepanjang film : Gambir membantai teman-teman, ibu dan istrinya.

Bagaimana tidak tertawa. Pada saat tegang seperti itu, Gambir mengucapkan potongan kalimat itu seperti anak kecil yang menyesal dan iba melihat binatang peliharaannya yang mati. Padahal, dia baru saja menggorok leher teman-temannya sendiri, membenamkan kepala ibunya ke dalam sup dan bermain rolet Rusia! Saya yang sedang tegang jadi 'terganggu' karenanya. Tapi, untunglah saya bisa cepat kembali ke keadaan tegang sesuai dengan tujuan film ini : membuat penontonnya tegang sekaligus ngeri.


Cerita film garapan Joko Anwar (Janji Joni, Kala) ini memang tergolong baru untuk ukuran perfilman Indonesia. Ceritanya sendiri berpusat pada Gambir, pematung sukses yang merasa hidupnya diatur oleh orang-orang di sekelilingnya. Gambir merasa tak perlu protes dengan keadaan itu hingga pada suatu saat, dia menemukan bahwa orang-orang di sekelilingnya, yang ia cintai dan hormati, ternyata menikam dia dari belakang. Gambir mengamuk setelah gagal menyelamatkan seorang anak yang selalu disiksa oleh orang tuanya. Lho?

Hei.... Saya juga bingung, bagaimana menguraikan cerita film ini. Kalau dirunut dari awal, kita tahu bahwa Gambir dan Talyda punya kebiasaan aneh tapi mengerikan : mengubur janin korban aborsi ke dalam perut patung buatan Gambir. Gambir mulai terganggu saat menerima pesan-pesan minta tolong dari seorang anak yang selalu disiksa oleh orang tuanya.

Pesan-pesan tersebut membawanya ke sebuah perkumpulan 'orang sakit' yang senang mengintip orang lain yang memiliki kehidupan 'menarik'. Melalui kamera yang dipasang diam-diam, Gambir dan anggota lain bisa menyaksikan intrik dalam kehidupan seseorang mau pun perilaku menyimpang mereka seperti penyiksaan terhadap anak hingga 'hobi' menjahit tangan sendiri.

Setelah bergabung dengan perkumpulan inilah, Gambir menemukan titik terang. Dia melihat seorang anak laki-laki yang mengalami kekerasan oleh orang tuanya sendiri. Anak itu terus-menerus minta tolong. Tapi Gambir gagal menolongnya, bahkan terguncang saat melihat anak itu membunuh kedua orang tuanya sendiri.

Saat sedang kalut, secara tak sengaja (namanya juga film, pasti ada faktor 'kebetulan'-nya) Gambir malah menemukan perselingkuhan Talyda dengan dua sahabat Gambir. Gilanya, perselingkuhan itu atas restu ibu Gambir sendiri!

Maka, Gambir merencanakan sebuah pembalasan di malam Natal. Pembalasan itu, seperti yang sudah diuraikan di atas, adalah pembantaian terhadap orang-orang yang selama ini berada di sekeliling Gambir.

Setelah istrinya tewas, Gambir membuka sebuah pintu misterius di rumahnya. Sebelumnya, Gambir tak membuka pintu tersebut karena dilarang oleh Talyda. Jadi, setelah Talyda tewas, tidak ada lagi yang bisa melarangnya, bukan?

Ternyata, pintu misterius itu membuka jalan menuju pemecahan misteri yang melingkupi diri Gambir selama ini. Akhir film ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan kalau kita pernah menonton film-film misteri thriller sejenis dari luar negeri, termasuk Hollywood. Tapi untuk ukuran film Indonesia, boleh-lah, akhir ceritanya menjadi sangat mengejutkan.

Saya suka film ini. Apalagi akting Fachri Albar sangat bagus, bisa 'melawak' pada saat ketegangan memuncak. Belum lagi adegan orang menjahit tangannya yang membuat hati ngilu....

Satu hal lagi, film ini membuat ketidaksukaan saya terhadap karya-karya Sekar Ayu Asmara menjadi luntur. Sebab, setelah menonton dua film karyanya, Biola tak Berdawai dan Belahan Jiwa, saya langsung ilfil dan tidak mau lagi 'berhubungan' dengan karya-karya beliau. Tapi, sekarang pandangan saya sudah berubah. Mungkin Sekar Ayu Asmara memang lebih cocok menjadi novelis dan bukan sutradara film. Mungkin....

Akhir kata, selamat untuk kerja keras segenap pembuat dan pemain film ini. Hebat! Hebat! Hebat!

Gambar:
http://blog.pintuterlarang.com/

Selanjutnya..